Jumat, 24 Desember 2010

TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF : MASIHKAH RELEVAN DALAM PRAKTEK PERDAGANGAN INTERNASIONAL SAAT INI ?

harmina 2008-22-068
fisip hi moestopo


TEORI KEUNGGULAN KOMPARATIF :
MASIHKAH RELEVAN DALAM PRAKTEK PERDAGANGAN INTERNASIONAL SAAT INI ?
Perdagangan Internasional merupakan kegiatan yang meliputi antara lain aktivitas produksi, aktivitas penerimaan dan pengiriman atau import dan ekspor, serta aktifitas transaksi baik berupa barang (goods) maupun jasa (services) seperti pekerja dan karyawan profesional dalam skup atau ruang lingkup internasional yaitu pada umumnya antarnegara. Suatu perdagangan dilakukan atas dasar pemenuhan kebutuhan dari suatu Negara akan suatu benda maupun jasa dengan berbagai pertimbangan baik itu sumber daya yang dimiliki, jumlah pekerja, modal, maupun desakan akan semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat di Negara tersebut (disamping demi pencapaian keuntungan finansial).
Untuk memahami praktek perdagangan internasional saat ini berbagai teori ekonomi dapat digunakan, salah satunya adalah Teori keunggulan komparatif adalah teori yang pada awal mulanya berasal dari David Ricardo yang kemudian dikenal sebagai Model Ricardian. Dalam model Ricardian, Negara-negara akan mengekspor barang yang tenaga kerjanya memproduksi relatif lebih efisien, dan mengimpor barang-barang yang tenaga kerjanya memproduksi dengan relatif kurang efisien.
Menurut saya Comparative Advantage Theory ini relevan untuk memahami perdagangan internasional (sekarang ini) salah satunya merujuk pada dinamika perdagangan internasional yang berada dalam system internasional. Sebut saja seperti globalisasi yang membawa pada free trade area dimana bea masuk mencapai 0%, aliran pergerakan barang dan jasa menjadi sangat bebas dan “murah”, tentunya hal ini akan berpengaruh pada factor produksi yang berimbas pada keseluruhan kegiatan produksi dan kemudian perdagangan itu sendiri.
Menurut saya ada beberapa poin yang berpengaruh dalam kegiatan perdagangan internasional yang juga melibatkan asing maupun domestic, dan perlu dicatat. Produktivitas relatif mendorong terjadinya spesialisasi akan tetapi ada factor yang mempengaruhi produktivitas relatif yaitu tingkat upah relatif. Upah yang tinggi akan membuat harga barang semakin mahal sehingga tingkat permintaannya pun akan menurun apalagi dengan merujuk pada adanya biaya angkut, di dalam domestic pun kemungkinan penurunan permintaan akan besar, apalagi harga di asing kemungkinan besar mengalami pelonjakan secara signifikan.
Dan juga, ada hal-hal lain yang ternyata perlu diperhatikan dalam perdagangan antarnegara. Mengulang kembali pernyataan bahwa perkembangan perdagangan internasional juga mengalami dinamika akibat Free Trade Area yang (sebenarnya) dimulai pada tahun 2010 ini dan kemungkinan akan terlaksana secara komprehensif sekitar tahun 2015.
Dewasa ini, suatu Negara dalam menghasilkan barang bukan lagi menghasilkan barangnya oleh pekerja di dalam negerinya, seperti produksi motor jepang yang perakitannya di Indonesia. Memang mesin berasal dari jepang, akan tetapi melihat pekerja Indonesia memiliki upah lebih murah dibandingkan dengan orang jepang serta untuk pemasaran sendiri pun Negara-negara berkembang dapat dikatakan menjadi pasar yang strategis untuk produksinya. Bukan hanya jepang yang diuntungkan, akan tetapi Indonesia sendiri yaitu dengan meningkatnya permintaan tenaga kerja. Begitu juga dengan tumbuhnya investasi dari pengusaha asing terhadap suatu Negara.
Bahkan sumber daya alam yang dianggap oleh Ricardo merupakan keunggulan mutlak, juga berpengaruh. Hal ini disebabkan karena dengan berlebihnya sumber daya alam, pemenuhan dalam negeri terpenuhi, maka kelebihannya dapat di ekspor keluar. Meskipun tidak mengalami spesialisasi, setidaknya Negara mendapatkan pemasukan dari perdagangan ke luar tersebut tanpa menyebabkan dalam negeri kehilangan pasar dan kehilangan kesempatan kerja (meskipun adak emungkinan barang tersebut kemudian bisa menjadi barang yang tidak diperdagangkan).
Dengan free trade pun maka suatu Negara pun bisa mendapatkan barang yang murah dari Negara lain demi memenuhi kompleksitas kebutuhan masyarakatnya yang semakin berkembang. Akan tetapi bukan berarti bahwa permintaan pekerja akan menurun. Malah, dengan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya, pekerja tersebut dapat dialihkan untuk bekerja memaksimalkan sumber daya yang dimiliki sehingga untuk sumber daya-sumber daya tersebut dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan di dalam negeri yang bisa bersaing dengan barang-barang serupa dari luar negeri.
Dengan demikian, kegiatan produksi atau spesialisasi seperti pada teori keunggulan komparatif dalam perdagangan internasional tidak perlu lagi mencemaskan kebutuhan akan tenaga kerja dan peningkatan produksi yang di dalamnya termasuk biaya angkut, dsb.

1 komentar:

  1. Mina...bagus lho tugas kuliah ditaro di blog tapi akan lebih bagus lagi kalo layoutnya lebih cerah dan rapi :)

    Cheers,
    Deva

    BalasHapus